Friday, November 21, 2008

ADIWIYATA

Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang negatif.

Tujuan Program ADIWIYATA adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Terjadinya musibah alam seperti banjir, pemanasan global dan lainnya karena manusia telah mengabaikan kepedulian dan pelestarian lingkungan.

Sebagai langkah awal program ini telah dilaksanakan sejak 2006 lalu di wilayah Pulau Jawa, dan tahun ini program tersebut telah dikembangkan ke seluruh pelosok Indonesia.

Kerangka Program ADIWIYATA, berdasarkan indikator sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, sejumlah kriteria yang ditetapkan dimaksudkan untuk memudahkan implementasikan program Adiwiyata sehingga kriteria tersebut perlu dijabarkan agar dipahami oleh masing-masing pelaksanaan program. Penjabaran kriteria telah disusun dengan sederhana dan diharapkan tidak menambah beban bagi sekolah dan warganya dalam mengikuti program Adiwiyata. Penjabaran kriteria Program Adiwiyata dibuat dalam bentuk kerangka program dan sekaligus digunakan untuk pengelompokkan tahapan Program Adiwiyata.

  1. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berwawasan Lingkungan (SPBL)
  2. Pengembangan Kurikulum berbasis lingkungan.
  3. Pengembangan kegiatan / pendidikan berbasis partisipatif.
  4. Pengembangan dan atau pengelolaan sarana pendukung sekolah

PERKALIAN DENGAN BASIS 10

Perkalian basis 10 artinya 10 dipakai sebagai acuan misalnya angka 8, dengan acuan/basis 10 maka angka 8 ke 10 kurang 2 ditulis -2.

contoh:

8 x 7 = …
-2 -3

Kurangkan secara diagonal 8 - 3 = 5 atau 7 - 2 = 5 — hasil ini sebagai puluhan
Kalikan -2 x (-3) = 6 — hasil ini sebagai satuan
Sehingga 8 x 7 = 56


Nah, mudah bukan...??

Coba kerjakan soal berikut dengan basis 10
1. 6 x 8 = …
2. 7 x 6 = …
3. 4 x 9 = …

Saturday, November 8, 2008

GURU YANG BAIK

Akademi Ilmu Sains Beijing mengundang anak-anak China untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang guru ideal. 4.000 lebih anak-anak dari seluruh China telah memberi tanggapan. Lewat kata-kata dan gambar, pesan anak-anak dengan jelas menggemakan semangat Konvensi PBB tentang Hak Anak. Mungkin inilah waktunya bagi orang dewasa untuk mulai mendengar anak-anak, mendengar apa kata mereka mengenai hal-hal yang mempengaruhi mereka.

“Guru Shan selalu melucu dalam kelas menulis kami dan membuat kami sangat tertarik dalam pelajaran itu. Tanpa saya sadari, saya jadi sangat suka menulis dan secara bertahap, saya mempelajari beberapa trik untuk menulis dengan baik.”

Shi Yujing, Kelas 5

“Ibu guru Gao seperti ibu bagiku. Dia mendengar semua masalah dan keluh kesah kami serta membantu kami menyelesaikan masalah”

Zhang Qi, siswa kelas 4

“Dia memperlakukan tiap siswa dengan setara. Dalam kebaikan hatinya, dia tidak pernah memihak. Sebagai murid, ini adalah hal yang paling berharga tentang guru… Dalam kelas guru Chen, kami merasa santai dan hidup (bersemangat). Dia selalu “tanpa sengaja” mengajukan pertanyaan atau membuat kesalahan agar kami dapat membetulkannya. Jika kami mengatakan sesuatu yang salah, tidak menyalahkan kami. Dia bahkan akan berkata sambil tersenyum: “Kesalahan Bagus! Kesalahan membantu kami menemukan masalah-masalah". Tidak seberapa lama kemudian, bahkan siswa yang paling pemalu mau mengangkat tangan dan menjawab pertanyaannya.”
Tang Yiyi, kelas 4


“Guru kami tahu nama tiap anak”
Anak laki-laki dari Peshawar

“Dia menjelaskan pelajaran di papan tulis. Jika seseorang tidak paham, dia akan mendudukan anak itu disebelahnya dan menjelaskan lagi pelajaran itu.”

Anak perempuan dari Kasur

“Dia menghormati anak-anak, dia selalu memanggil mereka ‘aap’” (‘aap’ ~ bentuk sopan ‘kamu’)

Anak perempuan dari Lahore

“Guru kami selalu memperhatikan tiap anak ketika mengajar.”

Anak laki-laki dari Haripur


QUANTUM TEACHING

1. Quantum Teaching
Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segaa nuansanya. Dalam Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalm lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar. (Deporter. B, 2003 : 3)

Dari uraian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa QuntumTeaching adalah orkrestasi bermacam-macam interaksi yang ada mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.

2. Asas Utama Quantum Teaching
Asas utama utama Quantum Teaching konsep “Bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Maksud asas utama ini memberi pengertian bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik.
Cara yang dilakukan seorang pendidik untuk apa yang diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka kedalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “dunia kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam ini, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.

3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Prinsip-prinsip Quantum Teaching adalah struktur chort dasar dari simfoni. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Segalanya Berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa, tubuh, dari kelas yang bagaikan hingga rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
b. Segalanya Bertujuan
Segalanya bertujuan dapat, digambarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan tertentu. Suatu tujuan yang diharapkan tidak harus diuraikan dengan kata-kata dapat pula diwujudkan dan mencakup keseluruhan peristiwa yang terjadi dalam proses belajar mengajar itu sendiri.
c. Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Otak manusia berkembang pesat dengan adanya rasa ingin tahu oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk yang mereka pelajari.
d. Akui Setiap Usaha
Belajar pada hakikatnya mengandung konsekuensi ketika peserta didik mulai melangkah untuk belajar yang bagaimanapun untuk setiap usaha dan pekerjaan untuk belajar yang dilakukan selalu dianggap perlu dan akan berpengaruh terhadap hasil pekerjaan yang lebih baik. Fungsi dari pengakuan akan berperan menciptakan perasaan nyaman dan poercaya diri. Disamping itu juga dapat menciptakan lingkungan paling baik untuk membantu mengubah diri menuju arah yang diinginkan.
e. Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan
Perayaan merupakan ungkapan kegembiraan atas keberhasilan yang diperoleh. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuaan dan meningkatklan asosiasi emosi positif dengan belajar.

MEMBACA PERMULAAN

Di berbagai negara, belajar membaca dengan mengeja sudah lama ditinggalkan karena banyak kelemahannya. Kalau guru mengajarkan anak mengeja sesuai dengan bunyi abjad i… b …u sebenarnya banyak anak yang menjadi bingung, mengapa dibaca "Ibu" bukan "ibeu", begitu pula kalau diajarkannya dengan bunyi "i" "eb" "u" mengapa menjadi "ibu" bukan "iebu".

Bagaimana sebaiknya? Bagi anak-anak TK dan kelas awal, kegiatan menggambar, bercerita, membaca, dan menulis sebaiknya merupakan kegiatan terpadu. Belajar membaca permulaan, sebaiknya dilakukan melalui gambar-gambar dengan kata-kata sederhana (meja, topi kuda).

Oleh karena itu, anak sebaiknya belajar membaca kata-kata secara utuh yang bermakna bukan huruf demi huruf. Setelah dapat membaca secara utuh, anak belajar membaca suku kata, dan kalau perlu huruf huruf, bukan dibalik, belajar huruf dulu.

Sumber: Imaging Basic Education

ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPANNYA

(Dorothy Law Nolte)

.

Jika anak dibesarkan dengan celaan

Ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan

Ia belajar menentang

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan

Ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi

Ia belajar jadi penyabar

Jika anak dibesarkan dengan dorongan

Ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian

Ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan

Ia akan terbiasa berpendirian

TUNJANGAN PROFESI GURU

Pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru yang telah memiliki sertifikat guru yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Tunjangan profesi diberikan setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.

Tunjangan profesi dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).